Hernia Pada Bayi, Berbahayakah?

Hernia Pada Bayi, Berbahayakah?

Mengenal Hernia Pada Bayi

Hernia pada bayi biasanya akan membuat orang tua dari penderita menjadi bingung dan bahkan panik ketika pertama kalinya mengetahui kondisi tersebut.

Tahukah Anda, apakah hernia itu? Hernia adalah penyakit atau keluhan adanya sebagian usus yang menjadi tonjolan lewat celah atau dinding otot perut yang lemah di sekitar bagian bawah perut di dekat pangkal paha..

Biasanya orang tua mengetahui tonjolan tersebut pertama kali pada saat memandikan bayinya.

Umumnya hernia dikeluhkan oleh mereka yang telah dewasa sebagai akibat dari dinding otot perut yang telah melemah. Hal itu bukan berarti hernia tidak terjadi pada usia bayi dan anak-anak. Biasanya hernia pada bayi dan anak-anak disebabkan oleh adanya kelainan pada dinding otot perut semenjak dilahirkan.

Terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap munculnya hernia pada bayi. Faktor-faktor resiko tersebut adalah:

  • Berat badan rendah saat lahir
  • Lahir prematur
  • Genetika/keturunan

Ada dua jenis penyakit hernia pada bayi yang sering terjadi:

  1. Hernia Umbilikalis

Hernia umbilikalis pada bayi biasanya muncul disebabkan oleh adanya dinding otot perut yang belum menutup secara sempurna sehingga masih ada celah untuk jalan bagi usus mendesak keluar. Jenis hernia ini yang sering muncul pada bayi perempuan.

  1. Hernia Inguinalis

Ada struktur tertentu yang berlokasi di pangkal paha yang dinamakan cincin inguinal. Pada waktu janin masih belum lahir, cincin inguinal masih dalam kondisi terbuka. Kemudian cincin tersebut menutup dengan cepat sesudah bayi lahir. Namun jika tidak menutup maka cincin ini bisa menjadi jalan bagi usus untuk mendesak keluar. Itulah penyakit hernia inguinalis pada bayi.

Gejala Hernia Pada Bayi

Sekilas tentang dua jenis hernia yang banyak muncul pada bayi telah dibahas di atas. Setelah itu yang juga penting adalah mampu mengenali apa saja gejala-gejala dari hernia umbilikalis dan hernia inguinalis.

Orang tua harus waspada serta mampu mengenali gejala-gejala yang muncul khususnya jika bayinya memiliki faktor resiko misalnya lahir prematur dan lahir dengan berat badan yang rendah.

Pelajari lalu waspadai gejala-gejala seperti di bawah ini:

  1. Hernia Umbilikalis

Pada penyakit hernia umbilikalis pada bayi, gejala yang muncul adalah ada tonjolan di pusar pada waktu bayi mengejan atau menangis. Kondisi ini terkenal di kalangan umum yaitu dengan istilah “pusar bodong”.

Penyakit hernia umbilikalis pada bayi secara umum tidak membahayakan serta tidak juga menyebabkan nyeri pada bayi. Juga, biasanya jenis hernia ini akan sembuh dengan sendirinya ketika anak sudah berusia 1-2 tahun.

Namun, segera kunjungi dokter anak untuk terapi selanjutnya jika penyakit hernia pada bayi ini belum hilang hingga anak berusia 4-5 tahun.

  1. Hernia Inguinalis

Gejala yang nampak pada penyakit hernia inguinalis pada bayi adalah adanya tonjolan di pangkal paha atau di sekitar kemaluan.

Tonjolan bahkan bisa masuk hingga ke dalam scrotum (kantung buah zakar) pada bayi laki-laki. Oleh sebab itu jenis hernia ini juga dinamakan hernia scrotalis.

Pada bayi perempuan, tonjolan bisa muncul pada saat bayi aktif bergerak, mengejan dan menangis. Dan tonjolan bisa muncul di bibir kemaluan.

Biasanya tonjolan tersebut tidak terasa nyeri pada bayi dan bisa masuk kembali ke dalam rongga perut pada saat bayi berbaring serta dalam kondisi tenang.

Namun, orang tua harus mewaspadai suatu kondisi yang telah terjadi komplikasi yaitu kantung hernia terjepit atau hanya terperangkap. Gejalanya adalah tonjolan tampak kemerahan karena radang, tonjolan tidak bisa hilang serta bayi rewel dan banyak menangis.

Operasi Penyakit Hernia Pada Anak dan Bayi

Untuk memperbaiki jaringan otot dinding perut yang lemah dan menutup celah yang ada maka dokter akan mengambil tindakan operasi yang diperlukan.

Penyakit hernia pada bayi dan anak yang membutuhkan tindakan operasi adalah:

  1. Hernia umbilikalis yang tidak kunjung sembuh hingga anak berusia 4-5 tahun.
  2. Hernia inguinalis yang gejalanya telah memburuk atau terjadi komplikasi seperti misalnya: terjadi radang, tonjolan tidak bisa didorong masuk kembali ke dalam rongga perut, dan terasa nyeri.

Untuk mencegah supaya kondisi penyakit hernia pada bayi tidak memburuk maka orang tua diharapkan supaya mau membaca pengetahuan tentang hernia.

Disclaimer:

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. Kami sangat menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Hernia Inguinalis – Mencegah dan Mengatasinya

Mencegah dan Mengatasi Hernia Inguinalis

Mengenal Hernia Inguinalis

Hernia inguinalis adalah penyakit atau keluhan berupa sebagian usus bergerak menuju bagian bawah perut di dekat pangkal paha (inguinal) membentuk sebuah tonjolan yang disebabkan oleh adanya bagian dinding otot perut yang lemah atau malah adanya celah.

Hernia inguinal diketahui sebagai jenis hernia yang paling banyak terjadi. Jenis hernia ini bisa terjadi pada bayi yang disebabkan oleh adanya kelemahan bawaan sejak lahir yaitu dinding otot perut yang lemah.

Jenis hernia ini juga sangat mungkin terjadi pada orang dewasa dengan sebab yaitu dinding otot perut yang melemah seiring dengan bertambahnya usia serta adanya kondisi tekanan yang meningkat di dalam rongga perut.

Hernia inguinalis ditemukan lebih banyak pada laki-laki. Namun bisa saja terjadi juga pada kaum wanita dengan faktor resiko berupa:

  1. Kehamilan
  2. Obesitas (berat badan berlebih alias kegemukan).

Sedangkan faktor resiko yang lainnya adalah:

  1. Profesi yang sering mengangkat barang yang berat
  2. Sembelit kronis (menahun)
  3. Batuk kronis (menahun)
  4. Faktor keturunan dan riwayat hernia di keluarga

Gejala dari hernia inguinalis berupa munculnya tonjolan di bagian bawah perut di pangkal paha (inguinal) yang akan muncul pada saat mengangkat barang yang berat, mengejan, dan berdiri. Kemudian, tonjolan tersebut akan hilang pada saat berbaring. Uniknya, tonjolan tersebut juga bisa didorong masuk kembali ke dalam rongga perut.

Sedangkan pada anak-anak dan bayi, tonjolan akan muncul pada saat menangis, batuk, mengejan dan berdiri.

Tonjolan juga bisa sampai masuk ke dalam scrotum (kantung buah zakar). Oleh karena itulah dinamakan sebagai hernia scrotalis.

Mencegah Terjadinya Hernia Inguinalis

Penyakit hernia bisa dicegah supaya tidak sampai terjadi dengan melakukan beberapa upaya. Jika Anda memiliki faktor-faktor resiko yaitu sebagai laki-laki atau riwayat keluarga yang pernah menderita hernia maka ikuti tindakan berikut ini:

  1. Mengangkat barang yang berat

Jika bisa dihindari, lakukanlah! Jika tidak, pakai korset! Manfaat dari korset adalah bisa menopang dinding otot perut pada saat mengangkat beban berat.

  1. Obesitas

Kegemukan bahkan sampai obesitas akan menyebabkan tekanan meningkat di dalam rongga perut. Jika tekanan meningkat maka bisa melemahkan dinding otot perut. Karena itu, tetap usahakan berat badan menjadi ideal.

  1. Sembelit (susah buang air besar)

Jangan sampai menderita sembelit karena akan menyebabkan mengejan pada saat buang air besar. Mengejan akan meningkatkan tekanan di dalam rongga perut lalu melemahkan dinding otot perut.

Makan sayuran dan buah-buahan serta banyak minum air putih akan bisa memperlancar buang air besar.

  1. Batuk kronis (menahun)

Jangan sampai menderita batuk yang menahun karena bisa meningkatkan tekanan di dalam rongga perut dan selanjutnya melemahkan dinding otot perut. Segera kunjungi dokter jika batuk terjadi dalam waktu yang lebih lama dari biasanya.

Terapi Hernia Inguinal

Supaya hernia bisa sembuh dengan tuntas dan tidak kambuh lagi maka tindakan operasi harus dilakukan untuk memperbaiki dinding otot perut yang lemah atau bahkan menutup celah yang ada. Jika tidak diperbaiki maka usus dari dalam rongga perut tetap akan bisa bergerak keluar menonjol melalui celah atau bagian yang lemah.

Tindakan operasi harus dilakukan dengan segera jika ada indikasi atau keluhan dari hernia inkarserata atau strangulata yaitu kantung hernia dan isinya terperangkap atau terjepit. Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan infeksi berat dan pembusukan jaringan.

Jenis operasi hernia inguinalis:

  1. Operasi Terbuka atau Konvensional

Pada jenis operasi ini dokter bisa melakukan teknik menjahit dinding otot perut untuk menutup celah atau menutup bagian yang lemah. Teknik tersebut dinamakan herniorafi.

Tapi, jika celah cukup lebar maka dokter bisa menggunakan jaringan buatan yang materialnya bisa menyatu dengan tubuh manusia untuk menambal celah tersebut. Teknik ini dinamakan hernioplasti.

  1. Operasi Laparoskopi

Operasi untuk mempoerbaiki dinding otot perut yang lemah atau bercelah dilakukan dengan bantuan alat bernama laparoskop yaitu berbentuk pipa kecil lengkap dengan kamera.

Oleh karena itu maka jenis operasi ini membutuhkan sayatan kecil saja sebagai jalan masuk untuk alat laparoskop serta alat bedah kecil.

Supaya bisa mencegah dan mengatasi hernia dengan segera maka penderita harus segera konsultasikan dengan dokter jika terlihat ada tonjolan di bagian bawah perut di sekitar pangkal paha.

Lebih cepat lebih baik untuk memastikan apakah tonjolan tersebut adalah hernia atau bukan. Jika memang benar tonjolan itu adalah hernia inguinalis maka pasien wajib meminta saran dari dokter tentang terapi apakah yang harus dijalani.

Disclaimer:
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. Kami sangat menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Hernia Inguinalis – Faktor Resiko dan Gejalanya

Hernia Inguinalis – Faktor Resiko dan Gejalanya

Hernia Inguinalis Adalah

Hernia Inguinalis adalah tonjolan jaringan lunak yang terbentuk oleh usus yang bergerak keluar dari rongga perut melalui celah atau bagian dinding otot perut yang lemah di dekat pangkal paha (inguinal). Hernia jenis ini adalah yang paling banyak terjadi.

Hernia pada area inguinal (pangkal paha) dibagi menjadi dua jenis:

  1. Hernia Inguinalis Lateralis / Indirek (Tidak Langsung)

Sebagian besar penderita hernia jenis ini  berasal dari kelompok usia bayi dan anak-anak. Sejak di dalam kandungan, sudah ada bagian dinding otot perut yang lemah atau bahkan ada celah di area tersebut.

Salah satu faktor resiko terjadinya hernia inguinalis adalah bayi lahir dengan berat badan rendah atau lahir prematur.

Lebih banyak bayi laki-laki yang menderita hernia inguinalis daripada bayi perempuan karena terjadinya proses penutupan scrotum (kantung buah zakar) yang tidak sempurna.

  1. Hernia Inguinalis Medialis / Direk (Langsung)

Hernia inguinalis medialis sering ditemukan pada pria dewasa yang disebabkan oleh dinding otot perut yang secara berangsur-angsur menjadi lemah.

Faktor Risiko Terjadinya Hernia Inguinal

Berikut ini adalah faktor-faktor resiko yang berkaitan dengan dinding otot perut yang melemah pada orang dewasa:

  1. Usia

Seiring dengan bertambahnya usia maka kondisi kekuatan fisik manusia jelas akan menurun. Hal ini berlaku juga pada kekuatan dinding otot perut yang semakin melemah.

  1. Riwayat Keluarga dan Genetika

Resiko untuk menderita hernia bisa meningkat jika orang tua atau saudara kandung pernah menderita hernia pula.

  1. Pekerjaan

Resiko terjadinya hernia bisa meningkat pada mereka yang pekerjaannya banyak mengangkat barang yang berat atau banyak berdiri.

  1. Kegemukan/Obesitas

Jika badan kegemukan maka bisa menjadi tekanan yang lebih besar pada dinding perut.

  1. Sembelit menahun/kronis

Mengejan biasanya dilakukan jika terjadi kondisi sembelit alias susah buang air besar. Jika sembelit tidak kunjung sembuh dalam waktu yang lama maka mengejan akan terus dilakukan. Kondisi ini akan meningkatkan tekanan di dalam rongga perut yang berpotensi untuk meningkatkan resiko hernia terjadi.

  1. Batuk kronis

Penyakit batuk bisa meningkatkan tekanan di dalam rongga perut. Jika batuk terjadi secara menahun maka naiknya tekanan di dalam rongga perut juga akan terjadi aecara menahun pula. Kondisi ini bisa menjadi pemicu timbulnya hernia.

  1. Kehamilan

Kehadiran bayi di dalam kandungan jelas bisa meningkatkan tekanan di dalam rongga perut serta membuat otot dinding perut menjadi lemah.

Itulah beberapa faktor resiko yang berpotensi menjadi pemicu (bukan penyebab) timbulnya gejala-gejala hernia. Kenali apakah faktor-faktor resiko tersebut ada pada diri Anda. Jika iya maka jangan mengabaikannya.

Gejala Hernia Inguinalis

Hernia terdiri dari beberapa jenis dan sebagian besar tidak menjadi fatal. Supaya tidak menjadi fatal serta tidak menetap maka hernia harus ditangani dengan segera oleh medis.

Biasanya dokter akan menyarankan untuk dilakukan tindakan operasi dalam usaha menutup celah atau bagian dinding otot perut yang lemah yang menjadi jalan keluar masuk bagi hernia selama ini.

Setelah mengenali dan memahami faktor-faktor resiko hernia inguinalis, maka sangat penting juga untuk mengenali beberapa gejalanya. Tujuannya adalah supaya bisa menanganinya secara tepat dan cepat.

Gejala hernia inguinalis:

  1. Munculnya tonjolan di pangkal paha yang terasa penuh atau nyeri. Tonjolan ini terlihat muncul pada kondisi sedang berdiri, mengejan atau batuk. Sedangkan pada bayi ditambah pada kondisi sedang menangis. Tonjolan yang muncul tersebut bisa didorong bergerak masuk kembali ke dalam rongga perut atau juga bisa menghilang pada saat berbaring.
  1. Tonjolan yang muncul di dalam scrotum (kantung buah zakar) bisa terasa panas dan nyeri.
  1. Terjadinya komplikasi pada tonjolan yaitu kantung hernia beserta isinya terjepit sehingga aliran darah menjadi terganggu. Akibatnya adalah terjadi radang yang terasa nyeri dan tonjolan tidak dapat bergerak masuk lagi ke dalam rongga perut.

Penderita wajib segera berkonsultasi pada dokter jika gejala-gejala hernia inguinalis tersebut telah dirasakan khususnya jika terasa nyeri yang sangat. Hal tersebut supaya dokter bisa segera mengambil tindakan yang tepat.

Disclaimer:
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. Kami sangat menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Mengenal Prosedur Operasi Hernia

Mengenal Prosedur Operasi Hernia

Prosedur operasi hernia akan ditempuh jika kondisi hernia pada pasien memang sudah mendesak untuk diatasi melalui dioperasi.

Hernia adalah keluhan berupa tonjolan yang muncul di pangkal paha, pusar atau scrotum (kantong buah zakar) karena adanya celah atau dinding otot perut yang lemah sehingga sebagian usus bisa bergerak keluar dari rongga perut. Usus yang bergerak keluar inilah yang terlihat sebagai tonjolan.

Jika penderitanya berdiri maka tonjolan tersebut akan terlihat. Demikian pula jika penderitanya mengangkat benda berat, mengejan atau batuk. Namun, pada saat penderitanya berbaring maka tonjolan akan menghilang.

Dipahami juga bahwa hernia adalah keluhan berupa tonjolan yang timbul di pangkal paha, pusar atau scrotum (kantong buah zakar) sebagai akibat dari adanya tekanan di dalam rongga perut yang meningkat dalam jangka waktu panjang.

Faktor-faktor penyebab tekanan yang meningkat di dalam perut dalam waktu yang lama adalah:

  • Susah buang air besar (sembelit) yang terus berulang
  • Batuk kronis (tidak kunjung sembuh dalam waktu lama)
  • Hamil
  • Kegemukan
  • Profesi mengangkat beban yang berat
  • Profesi yang harus berdiri dalam waktu yang lama

Penyakit hernia memiliki gejala yang ringan dan juga gejala yang berat. Gejala yang ringan berupa tonjolan yang bisa muncul dan menghilang begitu saja tanpa disertai keluhan lain.

Sedangkan gejala hernia yang berat cenderung parah berupa kantung hernia terperangkap sehingga tidak bisa kembali masuk ke dalam rongga perut (hernia inkarserata) dan kantung hernia terjepit sehingga tidak mendapatkan aliran darah (hernia strangulata).

Beberapa indikasi adanya hernia hernia inkarserata atau hernia strangulata:

  • Tonjolan tidak dapat didorong masuk kembali ke dalam rongga perut
  • Nyeri hebat
  • Meradang yaitu bengkak kemerahan
  • Mual dan muntah
  • Sulit buang angin dan buang air besar
  • Perut membesar

Jika ditemukan indikasi-indikasi tersebut di atas maka wajib segera dibawa ke RS untuk dilakukan tindakan operasi dengan segera.

Prosedur Operasi Hernia

Dalam dunia kedokteran telah dikenal dua jenis metode operasi hernia. Dokter pasti memilih metode yang sesuai dengan kondisi penderita.

Dua jenis metode operasi hernia:

  1. Operasi Terbuka/Konvensional

Pada jenis hernia dengan gejala yang berat (hernia inkarserata dan hernia strangulata ) atau yang sudah ada komplikasinya maka operasi konvensional pasti menjadi pilihan dokter.

Seperti halnya pada operasi-operasi lainnya (selain operasi hernia), prosedur operasi hernia adalah pasien akan dibius terlebih dulu. Dokter akan memutuskan apakah menggunakan bius lokal atau bius total yang mana tergantung pada kondisi saat itu.

Prosedur operasi hernia selanjutnya adalah membuka kantong hernia dan mengembalikan isi kantong ke dalam rongga perut yaitu pada posisinya semula sebelum bergerak keluar dari rongga perut.

Kemudian, menguatkan dinding perut dan menutup celah dengan cara menjahit jaringan yang sehat. Prosedur ini dinamakan herniorafi.

Namun, dokter bisa saja melakukan salah satu dari prosedur operasi hernia yaitu teknik hernioplasti yaitu menambahkan jaringan buatan berbahan khusus yang akan bisa menyatu dengan jaringan asli tubuh manusia jika ditemukan celah yang cukup lebar yang akan sulit jika dijahit dengan mengandalkan jaringan asli yang ada.

Pada jenis hernia strangulata, mungkin saja akan ditemukan infeksi yang berat atau bahkan mungkin ada kerusakan pada sebagian jaringan usus. Kondisi ini membuat dokter harus memotong usus pada bagian tersebut. Jika kondisi ini terjadi maka nantinya masa penyembuhan akan menjadi lebih lama.

  1. Operasi Laparoskopi

Prosedur operasi hernia pada metode laparoskopi yaitu dengan membuat sayatan kecil untuk membuat lubang selebar 1-1,5 cm di sekitar pusar. Kemudian, udara dialirkan melalui lubang tersebut untuk membuat perut menggembung untuk keperluan memasukkan pipa kecil lengkap dengan kamera laparoskop.

Melalui kamera tersebut dokter akan bisa menemukan lokasi hernia dan memasukkan alat bedah kecil untuk mulai melakukan operasi.

Prosedur operasi hernia pada metode laparoskopi ini tidak serumit metode operasi konvensional sehingga memerlukan luka sayatan yang kecil saja. Efeknya bagi pasien adalah masa pemulihannya lebih cepat.

Metode laparoskopi hanya untuk jenis hernia dengan gejala ringan dan tidak terjadi komplikasi. Dokter tidak bisa melakukan metode laparoskopi untuk beberapa kasus berikut ini:

  • Hernia pada wanita hamil
  • Hernia berukuran besar
  • Hernia pada pasien dengan penyakit kelainan darah
  • Hernia pada pasien dengan obesitas (kegemukan)
  • Hernia pada pasien dengan riwayat pernah dioperasi di perut

Jika pada akhirnya pasien harus menjalani operasi, pasien wajib menyampaikan dengan terbuka pada dokter tentang riwayat penyakit, riwayat operasi dan konsumsi obat rutin. Hal ini sangat penting supaya dokter bisa melakukan langkah yang terbaik.

Demikianlah sekilas pengenalan tentang prosedur operasi hernia. Semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Disclaimer:
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. Kami sangat menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Gejala Hernia dan Cara Mengobatinya

Gejala Hernia dan Cara Mengobatinya

Gejala hernia adalah timbulnya tonjolan di area yang lemah. Hal itu adalah gejala hernia yang utama.

Hernia adalah keluhan berupa tonjolan di lokasi yang lemah yang disebabkan oleh keluarnya sebagian organ di dalam rongga perut karena ada celah atau ada bagian yang lemah pada dinding otot perut.

Kondisi akibat sayatan pisau operasi di daerah perut atau usia adalah beberapa faktor penyebab dinding otot perut menjadi lemah.

Jaringan yang sehat tentu lebih kuat dibandingkan dengan jaringan bekas luka operasi. Oleh karena itu jika di area bekas sayatan pisau operasi timbul tonjolan secara tiba-tiba maka ada kemungkinan bahwa itu adalah hernia.

Tekanan yang meningkat di dalam rongga perut yang terjadi dalam waktu yang lama secara berkelanjutan bisa disebabkan oleh beberapa faktor misalnya batuk yang lama tidak kunjung sembuh (kronis), sering susah buang air besar (sembelit), obesitas, dan kehamilan. Contoh-contoh faktor tersebut akan memicu timbulnya hernia.

Pekerjaan angkat-angkat barang yang berat bobotnya serta profesi yang mewajibkan sering berdiri juga bisa memicu timbulnya hernia.

Kenali Gejala Hernia

Munculnya tonjolan di lokasi yang ototnya lemah adalah gejala utama dari penyakit hernia. Lokasinya bisa bermacam-macam, misalnya di pangkal paha, area pusar atau scrotum (kantung buah zakar).

Hernia umbilikalis memiliki gejala berupa tonjolan di area pusar sedangkan tonjolan di sekitar pangkal paha (inguinal) adalah gejala dari hernia inguinalis.

Selanjutnya adalah hernia scrotalis yang gejalanya berupa tonjolan yang muncul di dalam kantung buah zakar (scrotum). Umumnya, hernia scrotalis tidak menimbulkan rasa nyeri namun timbul rasa tidak nyaman yang disebabkan oleh tonjolan yang hilang dan muncul kembali. Pada saat berdiri atau mengejan maka tonjolan akan muncul. Kemudian akan hilang pada saat berdiri.

Selanjutnya adalah jenis hernia yang bisa berakibat fatal pada penderitanya jika tidak segera ditangani, yaitu:

  1. Hernia inkarserata: Jika usus sudah masuk di dalam kantong hernia atau di dinding perut lalu tidak bisa keluar lagi maka akan mengakibatkan mual dan muntah, susah buang angin, susah buang air besar, perut nyeri dan bisa membengkak.
  1. Hernia strangulata: Kondisi hernia (usus di dalam kantong hernia) yang terjepit sehingga terhambat untuk mendapatkan aliran darah atau tidak mendapatkan sama sekali. Kondisi tidak mendapatkan aliran darah bisa mengakibatkan kematian jaringan (gangren). Selanjutnya akan memicu infeksi serius serta bisa berakibat maut pada penderitanya.

Oleh sebab kondisi tersebut maka hernia inkarserata dan strangulata butuh penanganan dengan segera yaitu melalui operasi.

Hal – Hal Terkait Operasi Hernia

Untuk mengatasi hernia lewat operasi, telah dikenal dua metode operasi. Dokter yang akan memutuskan metode yang paling sesuai dengan kondisi pasien.

Dua metode operasi hernia tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Operasi konvensional/terbuka

Pada kondisi darurat, metode ini lebih sering dipilih oleh dokter. Yang digolongkan ke dalam kondisi darurat adalah hernia inkarserata atau strangulata.

  1. Operasi Laparoskopi

Terdapat kelebihan pada Metode Laparoskopi jika dibandingkan dengan metode konvensional yaitu membutuhkan sayatan yang lebih kecil dengan ukuran hanya 1-1,5 cm. Sedangkan sayatan pada metode konvensional mencapai 6-8 cm. Oleh sebab luka sayatan lebih kecil maka masa pemulihan menjadi lebih singkat.

Meskipun ada kelebihannya tapi ada beberapa jenis hernia yang tidak dapat ditangani dengan menggunakan metode operasi ini. Sebut saja jenis hernia strangulata, hernia inkarserata, hernia pada wanita hamil, hernia pada pasien dengan penyakit kelainan darah, dan lain-lain.

Pada masa pasca operasi hernia, pasien wajib menyesuaikan aktifitas sehari-hari dengan kondisinya setelah menjalani operasi.

Pada pasca operasi laparoskopi, pasien membutuhkan waktu pemulihan sekitar 1-2 pekan. Setelah lewat masa tersebut maka pasien sudah bisa beraktifitas seperti biasa.

Bagi pasien operasi terbuka membutuhkan masa pemulihan selama 3 pekan. Setelah itu boleh melakukan aktifitas sehari-hari secara umum namun belum boleh berolah raga atau melakukan aktifitas yang berat. Aktifitas tersebut baru bisa dilakukan setelah melewati 6 pekan.

Resiko hernia kambuh setelah menjalani operasi adalah tetap ada sehingga pasien wajib melakukan hal-hal berikut ini:

  1. Lakukan gaya hidup sehat supaya terhindar dari batuk atau susah buang air besar (sembelit yang kronis).
  2. Jangan mengangkat beban berat.
  3. Pertahankan berat badan ideal.

Semoga artikel singkat di atas tentang gejala hernia serta operasinya bisa bermanfaat bagi pembaca.

Disclaimer:

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. Kami sangat menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.