Asam Urat: Definisi, Faktor Pencetus dan Cara Pencegahan

Asam Urat: Definisi, Faktor Pencetus dan Cara Pencegahan

Asam urat bisa jadi adalah satu nama pada topik kesehatan atau kedokteran yang dikenal oleh paling banyak orang. Setiap waktu jika nyeri terasa pada persendian maka kebanyakan orang akan berkomentar: itu pasti kena kena asam urat!

Setiap saat seseorang mengkonsumsi lauk enak maka juga akan selalu diingatkan supaya berhati-hati supaya tidak terkana asam urat dan juga kolesterol.

Bila kita renungkan pernyataan-pernyataan di atas pastilah muncul banyak pertanyaan.

Apa sih sebenarnya asam urat itu? Apakah suatu jenis penyakit atau zat yang ada dalam bahan makanan?

Apa asam urat sama dengan rematik? Apa bahayanya bila asam urat naik?

Dan masih banyak lagi pertanyaan yang muncul seputar asam urat.

Agar tak salah dalam memahami segala hal terkait asam urat mari kita simak fakta mengenai asam urat. Kita akan mengenal apa sebenarnya definisi asam urat, bagaimana asam urat ada di dalam tubuh kita, berapa nilai normalnya, dan apa beda rematik dan asam urat.

Definisi Asam Urat

Asam urat dikenal sebagai suatu senyawa yang diproduksi oleh tubuh kita. Pada sistem metabolisme tubuh manusia, metabolisme purin memproduksi hasil akhir yaitu berupa asam urat.

Sementara prurin sendiri terkandung dalam beberapa jenis makanan yang kita konsumsi. Semakin banyak jumlah purin yang kita konsumsi maka makin banyak pula asam urat yang terbentuk di dalam tubuh.

Apa manfaat asam urat bagi tubuh kita? Di dalam tubuh ternyata asam urat berperan sebagai antioksidan dan berperan pada regenerasi sel yaitu dalam pembentukan inti sel.

Namun untuk melakukan tugas tersebut hanya diperlukan asam urat dalam jumlah yang sedikit. Oleh karena itu kita juga mengenal nilai normal asam urat dalam darah.

Asam urat yang tersisa akan dikeluarkan dari tubuh. Mekanisme pembuangan asam urat yang berlebih adalah melalui usus sekitar 30% dan ginjal sekitar 70%. Pembuangan asam urat melalui ginjal adalah yang dominan.

Sehingga pemeriksaan kadar asam urat merupakan salah satu komponen yang digunakan untuk menilai fungsi ginjal.

Hal yang dapat mengakibatkan naiknya kadar asam urat dalam darah adalah produksi asam urat yang meningkat, pembuangan asam urat melalui ginjal dan usus yang terganggu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut.

Faktor yang Meningkatkan Asam Urat

Bila kadar asam urat dalam darah kita melebihi nilai normal, dapat menimbulkan berbagai gejala yang mengganggu. Tentunya kita tak ingin mengalami gejala asam urat yang menurut pengalaman penderitanya sangat nyeri dan mengganggu aktifitas.

Untuk itu kita perlu mengetahui apa saja faktor yang dapat mengakibatkan kadar asam urat dalam darah kita melonjak.

  1. Makanan

Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung purin berisiko meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh apabila proses pembuangan asam urat dari dalam tubuh tidak efektif.

Jenis makanan yang tinggi purin antara lain adalah: seafood, daging, jerohan, dan minuman beralkohol.

  1. Overweight/Obesitas

Berat badan yang berlebih membuat tubuh memproduksi asam urat dalam jumlah yang lebih banyak sehingga ginjal membutuhkan waktu lebih lama untuk mengeluarkannya dari tubuh.

  1. Kondisi Medis/Penyakit yang Diderita

Ada jenis penyakit bawaan yang mengakibatkan peningkatan produksi asam urat dalam tubuh yaitu kekurangan enzim yang memecah asam urat sehingga pembuangannya terganggu.

Ada juga kelainan bawaan lain dimana enzim yang membentuk asam urat terlalu aktif sehingga asam urat yang terbentuk berlebihan.

Penyakit kronis yang mengganggu metabolisme tubuh seperti hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes (kencing manis), atau penyakit jantung juga dapat membuat kadar asam urat dalam darah tinggi.

Penyakit-penyakit tersebut mempengaruhi fungsi ginjal. Fungsi ginjal yang kurang baik tidak dapat efektif membuang asam urat dari dalam tubuh sehingga kadar asam urat dalam darah meningkat.

  1. Obat-obatan tertentu yang dikonsumsi dalam waktu lama

Ada beberapa jenis obat yang dapat meningkatkan risiko hiperurisemia (kadar asam urat yang tinggi dalam darah) bila dikonsumsi dalam waktu yang lama.

Berikut ini adalah beberapa jenis obat yang dapat menyebabkan hiperurisemia:

  1. Obat TBC
  2. Obat kemoterapi atau obat yang digunakan untuk terapi kanker
  3. Obat Aspirin yang biasa digunakan untuk meredakan nyeri bila diminum rutin 1-2 tablet setiap hari dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah.
  4. Obat diuretik, obat ini biasa diresepkan untuk mengurangi kelebihan cairan dalam tubuh.
  5. Riwayat hiperurisemia pada keluarga

Bila orang tua, saudara kandung, atau kerabat dekat kita memiliki riwayat hiperurisemia maka kita memiliki risiko untuk mengalami hal yang sama.

  1. Usia dan Jenis kelamin

Pria memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami peningkatan kadar asam urat dalam darah daripada wanita.

Pada pria kecenderungan tertinggi untuk hiperurisemia adalah pada usia 30-50 tahun. Sementara pada wanita risiko untuk hal yang sama, meningkat setelah yang bersangkutan mengalami menopause.

  1. Olah raga/aktifitas fisik yang berlebihan

Hal ini merupakan akibat dari menumpuknya asam laktat pada otot setelah melakukan aktifitas fisik yang berlebihan.

  1. Operasi atau trauma

Seseorang yang baru saja menjalani operasi atau mengalami cedera/trauma memiliki risiko yang lebih besar untuk hiperurisemia.

  1. Kurang minum air putih

Kondisi dehidrasi dapat mengganggu pembuangan asam urat melalui ginjal/urin sehingga kadar asam urat dalam darah dapat meningkat.

Banyak minum air putih juga salah satu hal yang dianjurkan pada seseorang yang sedang mengalami keluhan akibat tingginya kadar asam urat dalam darah.

  1. Konsumsi minuman alkohol

Alkohol mengandung purin yang cukup tinggi. Selain itu konsumsi minuman beralkohol juga menghambat pembuangan asam urat melalui ginjal, sehingga berpotensi meningkatkan kadar asam urat anda.

Secara garis besar, faktor risiko di atas dapat kita bagi menjadi dua yaitu faktor yang bisa dikontrol atau dicegah dan faktor yang tidak bisa dicegah.

Usia, jenis kelamin, riwayat hiperurisemia dalam keluarga, kondisi medis, operasi/cedera, dan penggunaan obat tertentu adalah hal yang tidak bisa dihindari.

Namun makanan yang tinggi protein, kegemukan, kurang asupan air putih, konsumsi minuman beralkohol, dan pengaturan olahraga atau aktifitas fisik dapat kita kendalikan.

Bila anda memiliki faktor risiko yang tidak bisa dihindari, upayakan anda dapat mengontrol faktor-faktor lain terutama yang terkait dengan pola hidup sehat seperti menjaga pola makan dengan gizi yang seimbang, banyak minum air putih, olahraga teratur dengan intensitas yang sesuai, serta tidak mengkonsumsi minuman yang mengandung alkohol.

Asam Urat dan Rematik

Setelah mengenal apa itu asam urat dan faktor-faktor yang dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah, selanjutnya kita akan membahas apa yang terjadi di dalam tubuh bila terdapat kadar asam urat yang berlebihan.

Asam urat dalam tubuh kita bila dilihat di bawah mikroskop membentuk kristal. Jika terdapat dalam jumlah banyak di dalam darah maka kristal – kristal ini akan mengendap di persendian sebagai tempat di dalam tubuh yang paling mudah dituju.

Selanjutnya kristal ini akan menyebar dalam rongga persendian. Penumpukan kristal ini umumnya terjadi di jari tangan, jari kaki, serta pergelangan kaki.

Dalam sistem kekebalan tubuh tidak hanya kuman seperti bakteri atau virus saja yang dapat memicu reaksi peradangan, namun terdapat juga mekanisme peradangan “steril” atau peradangan yang timbul bukan karena proses infeksi.

Kristal asam urat adalah salah satu zat yang dapat memicu reaksi peradangan. Sehingga sendi dimana asam urat menumpuk akan terasa linu bahkan nyeri hebat, bengkak, dan berwarna kemerahan.

Apakah hanya persendian yang akan terkena dampak dari kadar asam urat yang tinggi dalam darah? Ternyata tidak. Dari penjelasan di atas telah kita ketahui bahwa pembuangan asam urat yang paling utama dilakukan oleh ginjal melalui urin.

Kadar asam urat yang tinggi menyebabkan tumpukan kristal pada ginjal yang lambat laun dapat menjadi batu ginjal. Asam urat tinggi otomatis mempengaruhi keasaman urin, sedangkan kadar keasaman yang meningkat mempermudah terbentuknya batu ginjal.

Asam Urat Penyebab Gangguan Ginjal

Akibatnya penderita hiperurisemia tidak saja berisiko menderita nyeri pada persendian, namun dapat mengalami berbagai gejala akibat adanya batu pada organ ginjalnya seperti nyeri pinggang, nyeri saat buang air kecil, atau adanya darah dalam urin.

Hal ini tentunya akan sangat mengganggu aktifitas. Risiko lebih lanjut bila masalah batu pada ginjal ini tidak ditangani dengan baik akan merusak ginjal.

Kita memang memiliki dua ginjal, namun bukan tidak mungkin bila kita lalai menjaganya, fungsi dari kedua ginjal kita terganggu dan kita jatuh dalam kondisi gagal ginjal.

Solusi untuk menggantikan peran ginjal kita perlu cuci darah atau cangkok ginjal. Tak seorangpun ingin dalam posisi memilih antara dua opsi itu bukan?

Akhirnya kita harus kembali meyakini motto yang sangat terkenal di dunia kesehatan yaitu mencegah lebih baik daripada mengobati.

Menjaga pola makan dan pola hidup sehat sudah tentu lebih nyaman dan mudah dilakukan daripada harus cuci darah atau mencari donor ginjal. Jangan anggap remeh hiperurisemia.

Jangan pernah menganggap bahwa asam urat dalam darah hanya akan berakibat nyeri sendi yang dengan mudah diobati, namun anda perlu waspada komplikasi pada ginjal anda.

Penelitian yang dilakukan dr. Rudolf dari Lembaga Kesehatan Masyarakat bagian Timur Vienna mengenai hubungan antara kadar asam urat risiko penyakit ginjal dapat membantu kita untuk lebih waspada.

Studi ini melibatkan 21.475 responden yang diamati kadar asam urat dalam darah dan fungsi ginjalnya diwakili angka Nilai Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) responden.

Studi ini membagi responden dalam tiga kelompok dimana kelompok 1 kadar asam uratnya normal, kelompok 2 urisemia ringan, dan kelompok 3 urisemia tinggi.

Kelompok 2 yang mengalami urisemia ringan risikonya terkena penyakit ginjal 1,26 kali lebih besar daripada kelompok 1. Sementara kelompok 3 yang tinggi kadar asam urat di darahnya risikonya naik 1,63 kali lebih tinggi untuk kena penyakit ginjal daripada kelompok 1.

Asam urat ternyata juga dapat memicu penyakit hipertensi dan kardiovaskular (jantung). Kadar asam urat yang meningkat dapat meningkatkan CRP (C-Reactive Protein) yang merupakan tanda terjadinya inflamasi sistemik yang mempermudah terjadinya hipertensi dan gangguan kardiovaskular.

Asam urat tinggi juga erat hubungannya dengan gangguan pembuluh koroner jantung. Hal ini diduga karena kerusakan endotel atau sel bagian dalam pada pembuluh koroner jantung akibat kristal asam urat.

Masih berani menganggap remeh asam urat? Kendalikan kadar asam urat anda sebelum ia menimbulkan gangguan di banyak organ.

Nah, sekarang kita akan mengupas pendapat yang umum di masyarakat tentang asam urat bahwa rematik = asam urat. Apa perbedaan asam urat dan rematik?

Definisi rematik adalah penyakit yang menimbulkan rasa sakit akibat otot atau persendian yang mengalami peradangan dan pembengkakan. Penyebabnya tak hanya kadar asam urat yang tinggi.

Keluhan peradangan sendi juga dapat terjadi karena infeksi bakteri, penyakit autoimun, faktor usia, cedera, dan lain-lain. Ada puluhan jenis rematik. Jadi asam urat tidak identik dengan rematik.

Kadar asam urat yang tinggi dalam darah merupakan salah satu penyebab rematik yang sering kita jumpai. Istilah khusus untuk rematik yang disebabkan oleh asam urat adalah Gout Artritis.

Nilai Asam Urat Normal

Tubuh kita membutuhkan asam urat dalam jumlah tertentu. Sebagaimana telah dipaparkan diatas, asam urat juga berperan sebagai antioksidan dan pembentukan inti sel. Berapakah nilai normal untuk asam urat dalam darah kita?

Karena usia dan jenis kelamin merupakan salah satu faktor risiko meningkatnya kadar asam urat, maka nilai normal asam urat juga berbeda untuk laki-laki dan perempuan dalam kelompok usia tertentu.

Berikut ini adalah nilai normal yang ditetapkan WHO. Anak laki-laki usia 10-18 tahun kadar asam urat yang normal adalah 3.6 – 5,5 mg/dl. Sementara anak perempuan dalam usia yang sama, nilai normalnya adalah 3,6 – 4 mg/dl.

Asam urat normal pria dewasa di kisaran 2 – 7,5 mg/dl. Sedangkan asam urat normal wanita dewasa kadarnya 2 – 6,5 mg/dl.

Makin bertambah usia proses pembuangan asam urat dari tubuh juga menurun, untuk laki-laki > 40 tahun nilai normalnya 2 – 8,5 mg/dl dan pada wanita > 40 tahun berkisar 2 – 8 mg/dl.

Nilai ini adalah nilai normal untuk kadar asam urat di dalam darah. Anda dapat mengetahuinya dengan melakukan pemeriksaan darah.

Sebelum melakukan check darah idealnya anda melakukan persiapan dengan puasa 10-12 jam namun selama puasa ini anda bebas minum air putih.

Saat menerima hasil pemeriksaan laboratorium, terkadang anda melihat nilai normal yang berbeda dengan pedoman di atas. Tak perlu bingung karena penetapan nilai normal juga terkait alat yang digunakan.

Cara Mencegah Asam Urat Tinggi

Agar terhindar dari risiko gangguan kesehatan karena asam urat yang tinggi maka pemantauan kadar asam urat dalam darah perlu dilakukan, terlebih bila anda memiliki faktor risiko terjadinya hiperurisemia.

Pemeriksaan ini idealnya dilakukan sedini mungkin, karena hiperurisemia tak hanya terjadi pada usia lanjut. Banyak kasus hiperurisemia yang terjadi di usia muda bahkan tak jarang di usia 20 tahun telah menunjukkan ciri asam urat yang tinggi.

Kenali apa saja jenis makanan yang tinggi purin. Menghindari makanan yang mengandung protein adalah suatu hal yang tidak mungkin karena bagaimanapun kita butuh protein.

Yang bisa kita lakukan adalah mengkonsumsi jenis makanan berprotein dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan kita.

Makanan yang kandungan protein / purinnya sangat tinggi sebaiknya dihindari dan diganti jenis lain yang tidak terlalu tinggi kadar purinnya.

Perbanyak minum air putih agar pembuangan asam urat melalui ginjal dapat lancar. Hindari konsumsi minuman beralkohol agar pembuangan asam urat tak terhambat.

Dengan pola hidup sehat, kita dapat terhindar dari radang sendi, batu ginjal, dan gagal ginjal akibat asam urat yang tinggi.

 

Disclaimer:

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. Kami sangat menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.