Kapankah Sebaiknya Memeriksa Jantung?

Spread the love

Sebagai salah satu organ yang ada dalam tubuh, jantung mempunyai peran yang sangat vital dalam tubuh manusia. Organ yang letaknya di rongga dada ini selalu berdenyut setiap detiknya. Karena jika jantung berhenti berdenyut, maka akan lain ceritanya nanti.

Pentingnya peran jantung dalam tubuh manusia membuat organ ini harus terus dipantau dan dijaga kesehatannya, supaya tidak timbul gangguan pada jantung yang berujung pada kematian. Jantung punya fungsi yang penting dalam memompa darah untuk dialirkan ke seluruh organ yang ada dalam tubuh.

Darah yang telah dipompa jantung dialirkan melalui pembuluh darah pada satu sistem kardiovaskular. Adapun darah yang mengalir pada pembuluh darah tersebut mengandung oksigen dan juga nutrisi yang dibutuhkan oleh setiap organ dalam tubuh. Maka ketika fungsi dari jantung terganggu, secara tidak langsung akan mengganggu juga fungsi keseluruhan organ yang ada dalam tubuh.

Kapan Dilakukan Pemeriksaan Jantung?

Dikarenakan jantung merupakan organ yang punya peran penting dan berpengaruh pada seluruh fungsi organ tubuh, maka penting bagi jantung untuk dilakukan pemeriksaan secara rutin. Hal ini juga untuk mengetahui dan mencegah dari terjadinya penyakit jantung yang dapat terjadi pada siapa saja terlepas dari usia dan jenis kelaminnya.

Adapun pemeriksaan jantung dapat dilakukan setelah menginjak usia 20 tahun ke atas, dan baiknya dilakukan secara teratur setiap 2-3 tahun sekali bagi seseorang yang tidak memiliki gejala penyakit jantung atau faktor risiko yang menyebabkan penyakit jantung. Pakar kesehatan di Amerika menjelaskan bahwa pemeriksaan jantung dapat dilakukan dengan metode skrining kardiovaskular.

Adapun skrining kardiovaskular ini meliputi beberapa macam pemeriksaan, di antaranya pemeriksaan kadar kolesterol dalam darah, pemeriksaan tekanan darah, kadar gula dalam darah, berat badan serta pemeriksaan gaya hidup seperti pola makan, olahraga dan kebiasaan merokok.

Bagi mereka yang memiliki riwayat atau faktor risiko penyakit jantung di dalam keluarga, sebaiknya untuk memeriksakan kesehatan jantungnya sedini mungkin guna melakukan pencegahan dan juga pemantauan dari kemungkinan timbulnya penyakit jantung.

Pemeriksaan bagi seseorang dengan riwayat keluarga yang mengidap penyakit jantung dapat dilakukan setahun sekali dengan catatan tidak ditemui adanya gejala risiko jantung. Namun bila ditemui adanya kelainan, pemeriksaan organ jantung perlu dilakukan 6 bulan sekali.

Metode Pemeriksaan Jantung

Selain Skrining kardiovaskular, metode lain yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan pada jantung di antaranya :

  • EKG (Elektrokardiograf)

Metode pemeriksaan jantung EKG yakni dilakukan dengan merekam sinyal kelistrikan yang timbul pada jantung. Perekaman tersebut dimaksudkan untuk mendeteksi kemungkinan kelainan yang timbul pada struktur dan irama jantung. Metode pemeriksaan dilakukan dengan menempelkan 12-15 elektroda pada bagian dada pasien. Pada setiap elektroda tadi terhubung dengan mesin guna perekaman sinyal kelistrikan yang ada di jantung.

  • Metode CT Scan

Pemeriksaan lain untuk jantung dilakukan dengan metode CT Scan. Dimana sinar X digunakan untuk menampilkan pembuluh darah koroner serta visualisasi jantung dari pasien. Pemeriksaan dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan adanya penumpukan kalsium yang ada di arteri koroner.

  • Metode Kateterisasi

Pada metode kateterisasi jantung, selang kecil atau kateter dimasukkan lewat pembuluh darah yang ada di daerah lengan atau paha. Selanjutnya, dokter mengarahkan selang kecil tersebut hingga menuju jantung menggunakan bantuan dari foto rontgen. Kateterisasi jantung ini dimaksudkan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyempitan atau sumbatan yang ada di daerah arteri dalam tubuh.

Penyebab Penyakit Jantung

Bila dalam pemeriksaan yang dilakukan ditemui adanya kelainan pada organ jantung, maka dokter akan mendiagnosa sesuai dengan gejala yang juga dialami oleh pasien. Berikut beberapa penyebab dari penyakit jantung yang banyak dijumpai.

  • Virus atau bakteri streptococcus beta hemolyticus grup A yang menjadi penyebab dari infeksi jantung atau endokarditis.
  • Pola hidup yang tidak sehat seperti konsumsi tinggi lemak atau karbohidrat, minim melakukan olahraga atau aktivitas fisik, kebiasaan merokok dan obesitas yang dapat menyebabkan penyempitan pada pembuluh darah sehingga berpotensi memicu timbulnya penyakit jantung koroner.
  • Faktor bawaan, konsumsi kafein maupun alkohol yang berlebihan, efek stres maupun efek samping obat yang dapat berpotensi menimbulkan aritmia.

Pencegahan Penyakit Jantung

Setelah mengetahui risiko dan penyebab dari penyakit jantung, ada baiknya untuk melakukan pencegahan sehingga penyakit jantung tidak semakin parah. Adapun upaya pencegahan yang dianjurkan dan juga harus dilakukan untuk menghindari penyakit jantung yakni:

  • Kurangi konsumsi tinggi karbohidrat dan lemak. Mulailah untuk mengonsumsi secara rutin makanan rendah gula dan rendah lemak namun tinggi serat.
  • Mulailah untuk berhenti merokok dan juga hindari paparan asap rokok, karena perokok aktif maupun pasif sama berpotensinya terkena penyakit jantung.
  • Mulai latihan fisik secara rutin seperti berjalan kaki, joging, berenang, bersepeda minimnya 30 menit setiap harinya.

Demikian tadi informasi terkait kapan baiknya pemeriksaan jantung dilakukan dan faktor risiko penyebab terjadinya penyakit jantung demi menjaga kesehatan tubuh anda.

Disclaimer:

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. Kami sangat menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.