Hernia Pada Bayi Bisa Terjadi?
Hernia pada bayi mungkinkah bisa terjadi? Mungkin sebagian besar masyarakat awam akan bertanya-tanya seperti demikian.
Umumnya kabar yang banyak beredar di masyarakat adalah penyakit hernia terjadi sebagai akibat dari banyak mengangkat beban yang berat. Masyarakat mengenal hernia dengan istilah turun berok.
Penyakit hernia adalah keluhan berupa tonjolan (kantung hernia berisi sebagian usus) di pusar, di bagian bawah perut di dekat pangkal paha atau di scrotum (kantung buah zakar) sebagai akibat dari sebagian dinding otot perut yang lemah sehingga sebagian usus bisa mendesak keluar dari rongga perut.
Jika demikian halnya, kenapa penyakit hernia bisa muncul pada bayi? Hal itu disebabkan oleh adanya kelainan bawaan dari dalam kandungan berupa adanya celah atau adanya sebagian dinding otot perut yang lemah. Kelainan bawaan tersebut lebih banyak terjadi pada bayi lahir dengan berat badan rendah atau bayi lahir prematur (lahir jauh sebelum HPL).
Para orang tua harus mau belajar untuk mengenali penyakit hernia pada bayi serta gejala-gejalanya sehingga bisa waspada. Apalagi bagi orang tua yang bayinya telah lahir dengan berat badan rendah atau lahir prematur maka wajib lebih waspada lagi.
Jenis Hernia Pada Bayi dan Gejalanya
Bayi atau anak-khususnya yang memiliki faktor resiko-bisa mengalami penyakit hernia. Terdapat beberapa jenis dari penyakit hernia tersebut. Ada jenis hernia yang bisa sembuh sendiri sejalan dengan waktu pertumbuhan anak. Ada pula jenis yang harus dioperasi untuk memperbaiki bagian yang lemah pada dinding otot perut atau untuk menutup celah yang ada.
Ada pula jenis hernia pada bayi yang mana gejalanya tidak bisa terlihat dari luar tubuh namun bisa membahayakan nyawa.
Para orang tua wajib memahami gejala-gejala penyakit hernia yang mungkin bisa terjadi pada bayi dan anak berikut ini:
I. Hernia Tipe Eksternal
Gejalanya berupa tonjolan yang bisa langsung terlihat di luar tubuh bayi. Terdapat dua jenis hernia eksternal:
- Hernia Inguinalis
Hernia pada bayi laki-laki ini memiliki gejala berupa tonjolan yang muncul dipangkal paha atau bahkan bisa muncul di scrotum (kantung buah zakar). Karena itulah maka jenis hernia ini juga dikenal sebagai hernia scrotalis.
Tindakan operasi diperlukan jika terjadi komplikasi yaitu tonjolan tidak bisa masuk kembali ke dalam rongga perut meskipun sudah didorong. Biasanya kondisi tersbut (tonjolan tidak bisa masuk kembali) menyebabkan bayi menjadi sering menangis.
- Hernia Umbilikalis
Hernia pada bayi perempuan biasanya adalah dari jenis hernia umbilikalis. Saat bayi mengejan, bergerak aktif, atau menangis maka tonjolan di sekitar pusar akan terlihat. Itulah gejala dari hernia umbilikalis pada bayi.
Hernia umbilikalis pada bayi akan bisa sembuh sendiri pada usia 1-2 tahun seiring dengan pertumbuhan bayi. Tapi, segera konsultasikan pada dokter jika hernia tersebut masih ada hingga bayi berusia 4-5 tahun. Berkonsultasi pada dokter adalah cara terbaik untuk memperoleh penanganan yang tepat.
II. Hernia Tipe Internal
Hernia pada bayi tipe internal memiliki gejala yang tidak terlihat di luar tubuh bayi secara jelas tapi bisa membuat gangguan yang serius serta bisa membahayakan nyawa. Ada dua jenis dari hernia tipe internal ini:
- Hernia Diafragmatika
Jaringan lunak dari dalam rongga perut-biasanya adalah usus-bisa masuk ke dalam rongga dada karena ada celah pada diafragma. Kondisi akan membuat bayi menderita sesak napas karena kekurangan oksigen.
Tidak ada cara untuk penanganan hernia jenis ini di rumah selain segera membawa bayi ke rumah sakit.
- Hernia Hiatus Esofagus / Hiatal Hernia
Sedikit sekali terjadi kasus dari jenis hernia ini. Penyebabnya adalah jaringan lunak dari dalam rongga perut-biasanya adalah usus-masuk ke dalam rongga dada karena adanya celah di esofagus.
Jenis hernia ini menimbulkan rasa nyeri yang bisa membuat bayi menangis keras tapi tidak terlihat ada penyebabnya pada tubuh bayi bagian luar.
Para orang tua wajib lebih waspada terhadap penyakit hernia pada bayi jika bayi mereka terlahir jauh sebelum HPL (Hari Perkiraan Lahir) alias lahir prematur. Demikian pula jika bayi terlahir dengan berat badan rendah. Waspada pada saat bayi bergerak aktif, mengejan, atau menangis. Amati apakah ada tonjolan di lokasi yang telah disebutkan pada artikel ini.
Demikian pula waspadai jenis hernia yang gejalanya tidak terlihat pada tubuh bayi bagian luar namun bisa membuat bayi menangis kencang serta menderita sesak napas.
Semoga artikel informatif ini bisa bermanfaat bagi para orang tua di dalam mewaspadai hernia pada bayi dan anak.